Senin, 22 Juli 2013

Perbedaan Wahyu Dengan Ilham

Ilham dari segi bahasa berarti menelan, dalam arti menghujamkan sesuatu ke dalam jiwa. Firman Allah SWT:
"Maka Allah mengilhamkan (menghunjamkan) kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan" (Q.S. Asysyams, 8).
Menurut M. Rasyid Rida dalam kitab Alwahwu Muhammad, ilham ialah sesuatu perasaan emosional YANG DIYAKINI oleh jiwa sehingga jiwa itu terdorong untuk melakukan yang dikehendakinya oleh dorongan ilham itu tanpa disadari dari mana datangnya: keadaanya hampir sama dengan perasaan lapar, dahaga, sedih, senang dan sebagainya.
Yang menerima ilham tidak hanya manusia namun binatang dan tumbuh-tumbuhan pun menerimanya. Dalam surat Annahl disinggung tentang ilham untuk lebah. Ilham dalam ayat ini menurut Fakhrurrazi ialah Allah telah menetapkan perilaku naluriah kepada lebah.
Prof. Hasbi As Siddiqi menyatakan: ilham demikian diperoleh dengan cara kasyaf maknawi, tidak memakai perantaraan malaikat berjalan menurut cara-cara tertentu yang biasa Allah pergunakan terhadap tiap-tiap maujud.

Kesamaan wahyu dengan ilham ialah:
- Keduanya sama-sama diterima oleh manusia;
- Sama-sama menimbulkan ke fahaman dalam hati;
- Sama-sama menumbuhkan keyakinan;
- Sama-sama diberi demi kemaslahatan;
- Sama-sama pemberian Allah SWT.

Perbedaan wahyu dengan ilham ialah:
- Wahyu datang lewat Jibril, sedangkan ilham melalui penghunjaman langsung oleh Allah SWT kepada yang dikehendaki-Nya;
- Wahyu diterima untuk kemaslahatan seluruh manusia buat umat tertentu, sedangkan ilham untuk yang menerima saja;
- Wahyu tidak diminta kepada Allah untuk diturunkan pada waktu-waktu tertentu, sedangkan ilham menurut sebagaian ulama dapat diminta kepada Allah melalui cara membersihkan diri dan bertaqarrub kepada Allah SWT;
- Wahyu pintunya telah tertutup sejak berakhirnya tugas ke-Nabian Muhammad SAW. : sehingga wahyu dikenal istilah:
(tertutup rapat pintunya), sedangkan ilham senantiasa terbuka selagi masih ada manusia dan berlaku sepanjang masa: (selalu terbuka pintunya).