Rabu, 17 Juli 2013

Cara-cara Untuk Menjaga Diri Daripada Hal-hal Seumpama

Pertama sekali seseorang itu harus meyakinkan dirinya bahwa orang lain tidak dapat memudarat-kan dirinya karena dia mempunyai kepribadian yang mantap serta kehendak yang teguh hingga tidak dapat dipengaruhi oleh siapa pun. Sebagai contoh, sekiranya sekumpulan manusia yakin dengan kekuatan dan kekerasan seseorang, mereka akan kalah berhadapan dengan orang tersebut hanya dengan apabila bertemu pandang saja.
Kalau orang lain datang dari tempat yang jauh dan dia tidak mengenal orang tadi sebagaimana pengenalan sekelompok orang yang mengenalinya, lalu dia melawannya bertumbuk, mungkin saja dia dapat mengalahkannya dan mungkin saja orang yang dianggap hebat itu hilang kehebatannya dan wibawa serta derajatnya jatuh sedemikian rupa.
Oleh itu maka akidah (keyakinan) dapat mempengaruhi seseorang, yakni jika dia meletakan orang lain pada kedudukan di atas, maka pengaruh negatif akan meresap ke dalam dirinya. Maka lahirlah sikap mengalah dan menyerah berhadapan dengan orang tersebut.
Adapun orang asing ini tidak ada di hatinya keyakinan atau iktikad seperti itu karena dia belum mengenali orang tersebut. Maka keyakinan dan iktikad dapat mengalahkan orang yang dianggap hebat oleh orang-orang yang hudah lebih dahulu menyakini-nya sebagai orang yang hebat.
Hal yang membuat seseorang negatif dan menjadikan korban kejahatan dekat atau jauh adalah ketakutan yang menguasai dirinya. Sebenarnya kebanyakan orang yang sakit itu tidak benar mengidap suatu penyakit, hanya saja mereka menjadi korban ketakutan yang merosak dan mengganggu jiwa mereka. Perasaan seperti ini tidak dapat di obati oleh doktor biasa, karena perasaan tersebut tersembunyi jauh di sudut hati orang berkenaan.
Jika perasaan seperti itu wujud di hati seseorang, dia akan mengalami berbagai penyakit, kegelisahan dan ketakutan. Hal ini akan melemahkan kepribadiannya, lalu ia terdorong untuk pergi menemui pembohong ulung seperti tukang tenung, ahli nujum, bomoh dan ahli memanggil roh. Dia akan menjadi korban tipu daya orang-orang seperti ini.
Ketahuilah wahai sahabatku, bagaimanakah Anda supaya dapat tersenyum. Jagalah kesehatan jiwa dan jasmani, mantapkanlah kekuatan jiwamu ketika berhadapan dengan musibah atau bahaya, janganlah mengeluh dengan peredaran zaman, kekang-lah nafsu dan bendunglah keinginannya.
Dengan demikian tidak ada lagi orang yang dapat memudarat-kan Anda. Akal Anda adalah ke-upayaan Anda. Dengan Anda mampuh menolak bisikan dan pengaruh jiwa. Kemauan Anda adalah milik Anda sepenuhnya, maka Anda dapat menepis setiap angkara yang mendengki dan membenci Anda. Kehendak-mu adalah hak-mu yang boleh Anda arahkan kemana saja Anda inginkan.
Dengan kata lain, sebagai latihan-latihan yang dilakukan pengikut falsafah Yoga ialah menyuburkan perasaan optimistik, penuh harapan dan yakin beroleh kejayaan. Di samping itu mereka berusaha membuang hal-hal yang negatif seperti sikap pesimistik, putus asa, takut gagal dan sebagainya.
Falsafah ini tidak bertentangan dengan dasar-dasar yang diambil dari al-Quran al-Karim:
"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya hanya orang kafirlah yang berputus asa." (Surah Yusuf: 87)
Sesungguhnya harapan itu adalah falsafah hidup yang sebenarnya bagi orang yang ingin mendapat kesenangan yang di anugrah-kan Allah kepada para hamba-Nya ketika di dunia.